Keluhan is a Good Thing. That’s what i said to special someone last “late” nite.
Kebanyakan orang pasti beranggapan sebaliknya, bahkan menentang habis pendapat saya ini.
Kebanyakan orang pasti berkata, semakin banyak keluhan diterima, maka semakin banyak pula kesusahan yang akan kita dapatkan.
Keluhan selalu menjadi momok buruk, semakin sedikit keluhan maka semakin baik pula bagi kita.
Malah kalau bisa,  jangan ada sedikitpun keluhan diantara kita 😉

Kalo kita mendapat keluhan dari orang lain, artinya kita dianggap tidak kompeten, atau kita berbuat salah.
Kalo kita mengeluh ke orang lain, artinya kita tidak puas terhadap sesuatu.
Jikalau dilihat dari pola ini, kita bisa menyimpulkan bahwa Keluhan didasari atas ketidak puasan terhadap hal tertentu.
Jika ada rasa ketidak puasan terhadap sesuatu, itu mengindikasikan ada ketidak beresan.
Insting kita sebagai manusia normal adalah memecahkan masalah.

Jadi, menurut saya…
Keluhan adalah hal yang baik, karena itu mengindikasikan akan adanya hal yang tidak beres dan harus diperbaiki.
Dengan menerima keluhan, maka membuat kita harus improve, Keluhan membuat kita mencari pemecahan, Keluhan memaksa kita tumbuh.
Dengan kita mengeluh, kita berpikir kritis dan tanggap terhadap masalah.

Tapi..
Seringnya, kita lebih sering mengeluh hanya untuk melepaskan stress karena menerima keluhan dari orang lain.
Tanpa disadari, keluhan untuk melepaskan penat dikeluhkan orang lain menjadi habit biasa bagi kebanyakan orang (which in turn, it’s done automaticly).

Karenanya,
Kita sudah seharusnya mulai mengubah cara pandang kita mengenai keluhan.
Saya sendiri juga masih belajar untuk menerima hal ini, saya juga mengakui telah terkena penyakit yang sama seperti yang saya bicarakan diatas.
By accepting complaint, we nurture ourself to be better.
By complaining a reasonable complaint, we learn to be more aware of our surroundings.